Sunday, 23 December 2012
Monday, 17 December 2012
STRUKTUR FISIK SEL
STRUKTUR FISIK SEL
Struktur Dasar Sel
Pada dasarnya struktur sel adalah:
Nukleus
Nukleolus
Nukloplasma
Membran nukleus
Sitoplasma
Membran sel
Membran Sel
Sel pada dasarnya di selubungi oleh membran yg terdiri dari lipid dan protein
Membran Sel
Struktur elastik tipis dengan tebal 7.5-10 nm, terdiri dari protein dan lipid dengan komposisi: protein: 55%; fosfolipid: 25%; kolesterol: 13%; lipid lain:
4%; karbohidrat: 3%. Struktur dasar membran sel adalah lapisan lipid ganda dari molekul fosfolipid. Bagian fosfolipid ada yang larut air (hidrofilik) dan larut lemak (hidrofobik). Sehingga membran sel merupakan penyaring (sawar) utama dalam sel yang bersifat impermeabel yang artinya hanya molekul larut air yang dapat menembus membran ini.
Sitoplasma Dan Organelnya
Sitoplama: Protoplasma yang mengisi ruangan di antara membran plasma.
Bagian-bagian sitoplasma:
•Sitosol: cairan bening di sitoplasma tempat organel-organel menyebar
•Korteks atau ektoplasma: bagian sitoplasma yang mengandung mikrofilamen seperti tikar terdiri atas fibrilar aktin
•Bagian antara korteks dan membran inti di sebut endoplasmik
Retikulum endoplasma
Berdasarkan Bentuknya di bedakan menjadi 3:
Sisterna (menyerupai ruang), Tubuler (menyerupai pipa), Vesikuler (kantong)
Berdasarkan bentuk permukaan dibedakan menjadi 2:
RE halus: berupa pembuluh yang tidak teratur, utk transportasi zat,sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan menawarkan racun.
RE kasar: saluran panjang dan melengkung, berperan sintesis protein (pembentukan glikoprotein).
Kompleks Golghi.
Berupa tumpukan kantong pipih, berperan sebagai alat sekresi, membentuk enzim pencernaan yang belum aktif,dan membentuk lisosom, mensintesis karbohidrat, membentuk polimer sakarida besar
Lisosom
Dibentuk oleh kompleks Golghi, yang berperan dalam sekresi (eksositosis), sistem pencernaan intrasel, regresi dan autolisis sel.
•Mitokondria.
Merupakan rumah energi sel. Mitokondria dapat bereplikasi sendiri karena mempunyai deoksiribonukleat acid (DNA) sama seperti nukleus. Berfungsi sebagai radikal bebas, serta pengaturan kematian sel. Membran rangkap, berperan dalam respirasi sel, dan banyak ditemukan pada sel otot atau saraf.
•Ribosom (Bintik Palade)
Tempat berlangsungnya sintesis protein. Mengandung RNA
•Sentriol
Mengontrol pergerakan kromosom pada waktu membelah.Hanya dimiliki oleh sel hewan protista.
Membran Nukleus
Disebut juga selubung inti. Terdapat dua lapisan membran: membran dalam dan luar. Membran luar bersambung dengan retikulum endoplasma
Nukloplasma
Protoplasma yang mengisi ruangan di antara membran nukleus.
Nukleous
Nukleus sebagian besar sel mempunyai bagian berwarna pucat disebut nukleolus.
Merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein dari jenis ribosom. Akan membesar bila sel aktif mensintesis protein
Nukleus
Pusat pengaturan sel. Mengandung sejumlah besar DNA, menentukan karakteristik protein sel, Mengatur reproduksi gen-gen yang kemudian dipecahkan melalui proses mitosis.
MAKALAH TENTANG TIDUR
-->
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tidur merupakan suatu proses yang bersifat pasif dan
dianggap sebagai keadaan normal dari kehidupan kita. Pendapat ini dianut oleh
para ahli sampai tahun 1950-an. Saat ini diketahui bahwa saat manusia sedang
tidur aktifitas otak sangat aktif.
Siklus tidur dan bangun diregulasikan oleh jam tubuh (body
clock). Body clock terletak di dalam otak yaitu nucleus suprachiasmatic dan
mempunyai periode selama 24 jam. Selama satu periode 24 jam, manusia mempunyai
waktu tidur normal selama 6-10 jam. Pola tidur manusia dipengaruhi oleh umur
hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya gambaran yang khas pada kelompok umur
bayi, dewasa dan orang tua.
Kelainan tidur dan pengaruhnya terhadap badan (organ) dan
jiwa baik pada orang sehat maupun orang sakit sudah banyak dipelajari tetapi
masih banyak peneliti maupun klinikus belum memahami misteri tidur. Hal yang
paling mendasar sekalipun yaitu mengapa seseorang harus tidur, apa guna mimpi,
proses biologis apa yang diperlukan untuk proses tidur yang terjadi secara
siklik atau mengapa kelainan tidur seringkali muncul pada orang yang menderita
kelainan fisik maupun jiwa. Paper ini akan membahas mengenai
fisiologis tidur, faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, irama sirkadian, dan
masalah tidur.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah pengertian tidur
secara luas?
- Apakah gangguan teror tidur itu
?
- Bagaimana mengatasi gangguan
teror tidur itu ?
- Apa saja yg menjadi teror
dalam tidur ?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah IDK 109 serta untuk menambah
wawasan dan ilmu kami tentang tidur dan gangguan teror tidur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI TIDUR
Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih
responsif terhadap rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar
lainnya adalah pada keadaan tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang respons
terhadap rangsangan eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi kurang responsif
terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan lingkungan lainnya. Tidur
dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai dari input sensoric walaupun
mekanismeinisiasi aktif juga mempengaruhi keadaan tidur. Faktor homeostatik
(faktor S) maupun faktor sirkadian (faktor C) juga berinteraksi untuk
menentukan waktu dan kualitas tidur.
2.2 FUNGSI
TIDUR
Fungsi tidur adalah restorative
(memperbaiki) kembali organ – organ tubuh. Kegiatan memperbaiki kembali
tersebut berbeda saat Rapid Eye Movement (REM) dan Nonrapid Eye Movement (NREM).
Nonrapid Eye Movement akan mempengaruhi proses anabolik dan sintesis
makromolekul ribonukleic acid (RNA). Rapid Eye Movement akan mempengaruhi
pembentukan hubungan baru pada korteks dan sistem neuroendokrin yang menuju
otak. Selain fungsi di atas tidur, dapat juga digunakan sebagai tanda
terdapatnya kelainan pada tubuh yaitu terdapatnya gangguan tidur yang menjadi
peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di tubuh.
2.3 FISIOLOGI TIDUR
Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh berdasarkan
atas kemauan serta kesadaran dan secara utuh atau sebagian fungsi tubuh yang
akan dihambat atau dikurangi. Tidur juga digambarkan sebagai suatu tingkah laku
yang ditandai dengan karakteristik pengurangan gerakan tetapi bersifat
reversible terhadap rangsangan dari luar.
Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu :
1. Fase rapid eye movement (REM)
disebut juga active sleep.
2. Fase nonrapid eye movement (NREM)
disebut juga quiet sleep.
Non Rapid Eye Movement merupakan
keadaan aktif yang terjadi melalui osilasi antara talamus dan korteks. Tiga
sistem utama osilasi adalah kumparan tidur, delta osilasi, dan osilasi kortikal
lambat. Kumparan tidur merupakan sebuah cirri tahap tidur NREM yang dihasilkan
dari hiperpolarisasi neuron GABAnergic dalam nukleus retikulotalamus.
Hiperpolarisasi ini menghambat proyeksi neuron kortikotalamus. Sebagai
penyebaran diferensiasi proyeksi kortikotalamus akan kembali ke sinkronisasi
talamus. Gelombang delta dihasilkan oleh interaksi dari retikulotalamus dan
sumber piramidokortikal sedangkan osilasi kortikal lambat dihasilkan di
jaringan neokorteks oleh siklus hiperpolarisasi dan depolarisasi
Fase awal tidur didahului
oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan
tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru
lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun
9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan
kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.
- Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:
1.
Tidur stadium Satu.
Fase ini merupakan antara
fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup,
tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini
hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya
terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan
amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan
kompleks K
2.
Tidur stadium dua
Pada fase ini didapatkan
bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari
pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat
adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K
3.
Tidur stadium tiga
Fase ini tidur lebih dalam
dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta
simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle.
4.
Tidur stadium empat
Merupakan tidur yang dalam
serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh gelombang delta sampai
50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung
antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada
waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih
insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai
adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila
dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi
bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan
relaksasi yang dalam. Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang
seperti periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur.
Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1 sampai
4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang
sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk
ke periode awal tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada
dewasa muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:
-
NREM
(75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 : 13%
-
REM;
25 %.
- Pada manusia, tidur dibagi menjadi
lima fase yaitu :
1. Tahapan terjaga
Fase ini disebut juga fase nol yang
ditandai dengan subjek dalam keadaan tenang mata tertutup dengan karakteristik
gelombang alfa (8–12,5 Hz) mendominasi seluruh rekaman, tonus otot yang tinggi
dan beberapa gerakan mata. Keadaan ini biasanya berlangsung antara lima sampai
sepuluh menit.
2. Fase 1
Fase ini merupakan fase perpindahan
dari fase jaga ke fase tidur disebut juga twilight sensation. Fase ini ditandai
dengan berkurangnya gelombang alfa dan munculnya gelombang teta (4-7 Hz), atau
disebut juga gelombang low voltage mix frequencies (LVM). Pada EOG tidak tampak
kedip mata atau REM, tetapi lebih banyak gerakan rolling (R) yang lambat dan
terjadi penurunan potensial EMG. Pada orang normal fase 1 ini tidak berlangsung
lama yaitu antara lima sampai sepuluh menit kemudian memasuki fase berikutnya.
3. Fase 2
Pada fase ini, tampak kompleks K pada
gelombang EEG, sleep spindle (S) atau gelombang delta (maksimum 20%). Elektrokulogram
sama sekali tidak terdapat REM atau R dan kedip mata. EMG potensialnya lebih
rendah dari fase 1. Fase 2 ini berjalan relatif lebih lama dari fase 1 yaitu
antara 20 sampai 40 menit dan bervariasi pada tiap individu.
4. Fase 3
Pada fase ini gelombang delta menjadi
lebih banyak (maksimum 50%) dan gambaran lain masih seperti pada fase 2. Fase
ini lebih lama pada dewasa tua, tetapi lebih singkat pada dewasa muda. Pada
dewasa muda setelah 5 –10 menit fase 3 akan diikuti fase 4.
5. Fase 4
Pada fase ini gelombang EEG didominasi
oleh gelombang delta (gelombang delta 50%) sedangkan gambaran lain masih seperti
fase 2. Pada fase 4 ini berlangsung cukup lama yaitu hampir 30 menit.
6. Fase REM .
Gambaran EEG tidak lagi didominasi oleh
delta tetapi oleh LVM seperti fase 1, sedangkan pada EOG didapat gerakan mata
(EM) dan gambaran EMG tetap sama seperti pada fase 3. Fase ini sering dinamakan
fase REM yang 6 biasanya berlangsung 10 –15 menit. Fase REM umumnya dapat
dicapai dalam waktu 90-110 menit kemudian akan mulai kembali ke fase permulaan
fase 2 sampai fase 4 yang lamanya 75-90 menit. Setelah itu muncul kembali fase
REM kedua yang biasanya lebih lama dari eye movement (EM) dan lebih banyak dari
REM pertama. Keadaan ini akan berulang kembali setiap 75 – 90 menit tetapi pada
siklus yang ketiga dan keempat , fase 2 menjadi lebih panjang fase 3 dan fase 4
menjadi lebih pendek. Siklus ini terjadi 4 – 5 kali setiap malam dengan irama
yang teratur sehingga orang normal dengan lama tidur 7 – 8 jam setiap hari
terdapat 4-5 siklus dengan lama tiap siklus 75 – 90 menit.
- Waktu
tidur
Waktu tidur dapat dibagi tiga bagian
yaitu sepertiga awal, sepertiga tengah, sepertiga akhir. Pada orang normal,
sepertiga awal tidur lebih banyak dalam fase 3 dan 4, sepertiga tengah lebih
banyak tidur dangkal (fase 2) serta sepertiga akhir lebih banyak fase REM.
Siklus tidur pada tiap individu berbeda dan relative dipengaruhi oleh usia,
sebagai contoh pola tidur pada laki – laki muda (20 – 29 tahun ), pertengahan
(40-49 tahun) dan tua (70 – 90 tahun) akan memberikan gambaran pola tidur yang
berbeda.1,5 Pertambahan umur seseorang dapat menyebabkan total waktu tidur
menurun sedangkan waktu terjaga tetap. Pada orang tua tidur sering terlihat
gelisah dan waktu terjaganya menjadi lebih lama. Sedangkan pada orang muda 15%
waktu tidurnya dihabiskan pada fase 4. Fase 4 biasanya tidak ditemukan pada
orang tua, demikian juga lama fase REM akan mengalami penurunan yaitu 28 % dari
pascapubertas menjadi 18% pada orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa tidur
menjadi lebih singkat sehingga menyebabkan berkurangnya kesegaran sesuai
bertambahnya usia.
2.4 FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI TIDUR
Kualitas dan kuantitas tidur
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya
kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan
kebutuhannya. Di antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah :
1. Penyakit
Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
2. Latihan dan
kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang
tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi
yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih
cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres
psikologis
Kondisi stres psikologis dapat
terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah
psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan RF:M sehingga mudah mengantuk.
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan RF:M sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi prosca tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi prosca tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan gangguan proses tidur.
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan gangguan proses tidur.
2.5 IRAMA
SIRKARDIAN TERHADAP TIDUR
Irama sirkadian tidur merupakan salah
satu dari beberapa irama intrinsik tubuh yang diatur oleh hipotalamus. Jalur
rethinohypothalamic memberikan rangsang secara langsung terhadap nucleus
suprachiasma. Penurunan irama sirkadian sebelum pagi hari diperkirakan berguna
untuk membantu otak agar tetap tidur selama semalam sehingga terjadi restorasi
penuh dan mencegah kebangkitanprematur. Siklus suhu tubuh juga terjadi dibawah
kendali hipothalamus. Peningkatan suhu tubuh terjadi sepanjang siang hari dan
penurunan terjadi sepanjang malam. Suhu puncak dan penurunannya diperkirakan
mencerminkan irama tidur.
Orang yang aktif di malam hari memiliki
puncak suhu tubuh di malam hari sementara mereka yang menempatkan diri untuk
aktif pada pagi hari memiliki puncak suhu tubuh pada awal malam. Individu
normal yang sehat memiliki variasi sirkadian pada arus puncak ekspirasi
maksimal (PEFR) yaitu mencapai puncaknya pada sore hari dan nilai terendah pada
pukul empat dini hari. Besarnya perubahan PEFR lebih tinggi pada penderita asma
dibandingkan individu normal. Paru dan organ efektor lainnya menunjukkan
variasi bentuk dan waktu respon sirkadian yang jelas. Kadar kortisol dan
epinefrin pada penderita asma akan menunjukkan nilai terendah sekitar tengah
malam sampai pukul 05.00 pagi
2.6
GANGGUAN TEROR TIDUR
Teror tidur (night terrors) adalah keadaan menakutkan
yang muncul selama tidur, disertai dengan teriakan, keluarnya keringat,
memukul-mukul, menangis, atau bahkan halusinasi.
Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat,
keduanya mempunyai karakteristik klinis dan patofisiologis yang sama. Individu
jarang sadar secara spontan dan bahkan ketika setengah sadar ia tidak mengenal
keadaan disekitarnya dan tidak dapat ditenangkan selama serangan itu masih
berlangsung.
- Gambaran klinis teror tidur sebagai berikut:
1.
Gejala utamanya yaitu satu atau lebih episode bangun dari
tidur, mulai dengan berteriak karena panic, disertai anxietas (kecemasan) yang
hebat, seluruh tubuh bergetar dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung
berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar dan berkeringat.
2.
Episode ini dapat berulang dan lamanya setuap episode
berkisar 1-10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam.
3.
Relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain
untuk mempengaruhi keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit
setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.
4.
Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada sangat minimal
(biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan yang terpilah-pilah).
5.
Tidak ada bukti gangguan organic.
- Penyebab teror tidur
Gangguan tidur
tersebut diatas biasanya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang
menimbulkan tegangan dalam pola hidup atau kegiatan individu sehari-hari.
Mungkin kedua macam gangguan tidur itu secara tidak teratur sebagai respon
terhadap peristiwa tertentu yang mengganggu atau mungkin juga terjadi
berulang-ulang dan rupanya berputar sekitar konflik atau keadaan emosi
tertentu.
- Perawatan
Beberapa ahli
klinik berpendapat bahwa penyebab utama mimpi yang mengerikan adalah
hipoglisemia (hypoglycemia) --- kadar gula rendah dalam darah --- dan
melaporkan keberhasilan dalam perawatannya dengan menambah karbohidrat pada
makan malam atau sebelum pergi tidur.
2.7
10 MACAM TEROR YANG SELALU
MENGHANTUI TIDUR
Di dalam sehari 24 jam kita sudah melakukan banyak hal
misalnya bekerja atau kegiatan lainnya. Dan suatu kewajaran jika kita merasa
lelah. Dan senjata yang paling ampuh pastinya adalah tidur yang nyenyak. Ya,
seperti yang telah kita ketahui tidur semestinya bisa membuat kita tenang dan
rileks setelah seharian bekerja. namun tak selamanya tidur itu berjalan dengan
mulus. Tak sedikit gangguan bahkan teror yang masih sering menghantui tidur kita.
dan tak jarang teror tersebut sering hadir dalam tidur kita berupa mimpi buruk
atau hal sangat mengganggu lainnya. Dan ternyata tidak sedikit bentuk teror
tersebut. untuk lebih jelasnya, mari kita simak beberapa Macam Teror Yang Selalu
Menghantui Tidur dbawah ini yang juga menjadi
hal yang perlu anda waspadai
1. Gangguan Mimpi Buruk
Orang
dengan gangguan mimpi buruk sering terbangun dengan keringat dingin dan
kenangan buruk dalam mimpi yang mengerikan. Hal ini juga akan mengganggu
kualitas hidupnya. Karena sebagian dari mereka mungkin takut untuk tidur.
Stres dan kurang tidur adalah pemicu utama mimpi buruk. Menurut American Sleep Association (ASA) beberapa obat juga dapat memicu mimpi buruk. Pada kasus yang berat, konseling atau obat penenang mungkin diperlukan untuk meredakan kecemasan yang mendasari mimpi buruk.
Stres dan kurang tidur adalah pemicu utama mimpi buruk. Menurut American Sleep Association (ASA) beberapa obat juga dapat memicu mimpi buruk. Pada kasus yang berat, konseling atau obat penenang mungkin diperlukan untuk meredakan kecemasan yang mendasari mimpi buruk.
2.
Tidur
Sambil Berjalan (Sleepwalking)
Sekitar 15 persen orang dewasa kadang-kadang terbangun
dan berjalan seenaknya di sekitar rumah masih dalam keadaan tidur. Pada
anak-anak, jumlahnya bahkan lebih tinggi.
Sleepwalking bisa dipicu oleh stres, tidur tidak nyenyak, dan genetika. Orang yang tidur sambil berjalan dapat melakukan apa saja. Mereka mengerti arah, dapat memindahkan perabot atau membuka pintu.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2003 dalam jurnal Molecular Psychiatry, menemukan bahwa 19 persen orang dewasa yang berjalan dalam tidur terluka saat melakukan serangan malam mereka.
Jatuh merupakan bahaya terbesar, jadi jika Anda punya kebiasaan mengigau dan berjalan saat tidur, para ahli menyarankan Anda memindahkan kabel listrik dan jauhkan tempat tidur dari tangga
Sleepwalking bisa dipicu oleh stres, tidur tidak nyenyak, dan genetika. Orang yang tidur sambil berjalan dapat melakukan apa saja. Mereka mengerti arah, dapat memindahkan perabot atau membuka pintu.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2003 dalam jurnal Molecular Psychiatry, menemukan bahwa 19 persen orang dewasa yang berjalan dalam tidur terluka saat melakukan serangan malam mereka.
Jatuh merupakan bahaya terbesar, jadi jika Anda punya kebiasaan mengigau dan berjalan saat tidur, para ahli menyarankan Anda memindahkan kabel listrik dan jauhkan tempat tidur dari tangga
3.
Teror Malam
Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir adalah gejala orang yang mengalami teror malam. Tidak seperti mimpi buruk yang terjadi selama tidur, teror malam terjadi biasanya terjadi di awal malam. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak. Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba akan duduk tegak, mata terbuka, meskipun sebenarnya mereka tak melakukan pandangan.
Penyebab pastinya belum diketahui. Tapi demam, tidur tidak teratur dan stres dapat memicu teror malam. Untungnya menurutnya ASA, teror malam akan berkurang seiring usia.
Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir adalah gejala orang yang mengalami teror malam. Tidak seperti mimpi buruk yang terjadi selama tidur, teror malam terjadi biasanya terjadi di awal malam. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak. Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba akan duduk tegak, mata terbuka, meskipun sebenarnya mereka tak melakukan pandangan.
Penyebab pastinya belum diketahui. Tapi demam, tidur tidak teratur dan stres dapat memicu teror malam. Untungnya menurutnya ASA, teror malam akan berkurang seiring usia.
4. Halusinasi
Mengantuk
Kita biasa melihat hal-hal aneh dalam mimpi. Tapi bagaimana jika kita melihatnya saat sedang tidak bermimpi? Ini disebut dengan hypnagogic hallucination yang terjadi selama transisi dari bangun tidur. Orang yang mengalami hypnagogic hallucination biasanya mendengar suara-suara atau melihat hal-hal aneh di kamar mereka.
Kita biasa melihat hal-hal aneh dalam mimpi. Tapi bagaimana jika kita melihatnya saat sedang tidak bermimpi? Ini disebut dengan hypnagogic hallucination yang terjadi selama transisi dari bangun tidur. Orang yang mengalami hypnagogic hallucination biasanya mendengar suara-suara atau melihat hal-hal aneh di kamar mereka.
5. Sindrom Kepala
Meledak (Exploding Head Syndrome)
Sindrom kepala meledak tidak benar-benar meledakkan kepala. Gangguan ini terjadi selama tidur nyenyak, ketika orang tiba-tiba bangun dengan terkejut oleh suara keras dan tajam. Tidak ada rasa sakit atau bahaya yang terjadi pada sindrom ini. Penyebab pasti sindrom kepala meledak pun belum diketahui, tapi diyakini hal ini terkait dengan penyakit serius.
Sindrom kepala meledak tidak benar-benar meledakkan kepala. Gangguan ini terjadi selama tidur nyenyak, ketika orang tiba-tiba bangun dengan terkejut oleh suara keras dan tajam. Tidak ada rasa sakit atau bahaya yang terjadi pada sindrom ini. Penyebab pasti sindrom kepala meledak pun belum diketahui, tapi diyakini hal ini terkait dengan penyakit serius.
6. Kelumpuhan Tidur
(Sleep Paralysis)
Selama tidur, aktivitas dan otot-otot tubuh menjadi tidak bergerak. Ini kelumpuhan sementara, meskipun kadang-kadang kelumpuhan tetap ada bahkan setelah orang terbangun. Biasanya kelumpuhan tidur diikuti dengan halusinasi. Orang yang mengalami kelumpuhan tidur merasa ditindih dan tercekik.
Selama tidur, aktivitas dan otot-otot tubuh menjadi tidak bergerak. Ini kelumpuhan sementara, meskipun kadang-kadang kelumpuhan tetap ada bahkan setelah orang terbangun. Biasanya kelumpuhan tidur diikuti dengan halusinasi. Orang yang mengalami kelumpuhan tidur merasa ditindih dan tercekik.
7. Perilaku
gangguan REM (Rapid-Eye-Movement)
Gangguan perilaku tidur REM terjadi paling sering pada orang dewasa yang lebih tua, dan dapat merupakan gejala penyakit Parkinson, gangguan neurologis degeneratif.
Gangguan perilaku tidur REM terjadi paling sering pada orang dewasa yang lebih tua, dan dapat merupakan gejala penyakit Parkinson, gangguan neurologis degeneratif.
8. Gangguan tidur
yang berhubungan dengan makanan
Orang dengan gangguan ini akan makan pada saat malam hari. Biasanya orang yang mengalami ini akan kehilangan sedikit memori di keesokan harinya. Beberapa kasus cukup membahayakan, karena mereka bisa saja menggunakan pisau atau menyalakan kompor.
Orang dengan gangguan ini akan makan pada saat malam hari. Biasanya orang yang mengalami ini akan kehilangan sedikit memori di keesokan harinya. Beberapa kasus cukup membahayakan, karena mereka bisa saja menggunakan pisau atau menyalakan kompor.
9. Seksomnia
Seksomnia atau atau Sexual Behaviour in Sleep (SBS) adalah kebiasaan seksual yang terjadi ketika seseorang sedang tidur. Seksomnia dapat mengganggu (erangan seksual yang keras), berbahaya (masturbasi merugikan) atau bahkan kriminal (kekerasan seksual atau pemerkosaan).
Seksomnia atau atau Sexual Behaviour in Sleep (SBS) adalah kebiasaan seksual yang terjadi ketika seseorang sedang tidur. Seksomnia dapat mengganggu (erangan seksual yang keras), berbahaya (masturbasi merugikan) atau bahkan kriminal (kekerasan seksual atau pemerkosaan).
10. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan atau ketidakmampuan untuk tidur nyenyak. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan kurangnya konsentrasi pada siang hari, dan jangka panjang kurang tidur dapat benar-benar berbahaya. Kurang tidur telah dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi dan serangan jantung, di antara gejala buruk lainnya.
Insomnia adalah kesulitan atau ketidakmampuan untuk tidur nyenyak. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan kurangnya konsentrasi pada siang hari, dan jangka panjang kurang tidur dapat benar-benar berbahaya. Kurang tidur telah dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi dan serangan jantung, di antara gejala buruk lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Tidur
merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif terhadap
rangsang internal.
- Tidur
dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu fase rapid eye
movement (REM) disebut juga active sleep, fase nonrapid eye movement
(NREM) disebut juga quiet sleep.
- Faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur yaitu : penyakit, latihan dan kelelahan, stres
psikologis, obat, nutrisi,
lingkungan, motivasi.
- Gangguan
teror tidur : Teror tidur (night
terrors) adalah keadaan menakutkan yang muncul selama tidur, disertai
dengan teriakan, keluarnya keringat, memukul-mukul, menangis, atau bahkan
halusinasi.
- Penyebab teror tidur : Gangguan
tidur tersebut diatas biasanya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang
menimbulkan tegangan dalam pola hidup atau kegiatan individu sehari-hari.
Mungkin kedua macam gangguan tidur itu secara tidak teratur sebagai respon
terhadap peristiwa tertentu yang mengganggu atau mungkin juga terjadi
berulang-ulang dan rupanya berputar sekitar konflik atau keadaan emosi
tertentu.
- Perawatan : Beberapa
ahli klinik berpendapat bahwa penyebab utama mimpi yang mengerikan adalah
hipoglisemia (hypoglycemia) --- kadar gula rendah dalam darah ---
dan melaporkan keberhasilan dalam perawatannya dengan menambah karbohidrat
pada makan malam atau sebelum pergi tidur.
3.2 SARAN
Saran penulis
kepada pembaca yaitu untuk mendapatkan materi tentang tidur, diharapkan mencari
literature yanglebih banyak agar pngetahuan yang didapat semakin banyak.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wiki pedia.org/wiki/materigangguanterortidur/
http://google.com/pengertiantidursecaraluas
Ganong, William. F. 2008. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Edisi 20. EGC : Jakarta
Subscribe to:
Posts (Atom)